Transmisi Daya (Kopling)

Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai pemindah daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya dan juga kondisi poros tersebut harus satu sumbu dan sejajar. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan efisien.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1) Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2) Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3) Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4) Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi sebagai berikut:
1) Kopling harus mudah dipasang dan dilepas
2) Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros
3) Kopling harus sederhana dan ringan
4) Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros

Jenis-Jenis Kopling

Konstruksi kopling dapat kaku, luwes dan fleksibel tergantung pada kondisi mesin yang akan digerakkan. Berikut beberapa jenis-jenis kopling :
1) Sleeve coupling
Kopling ini digunakan untuk memindahkan beban yang ringan pada putaran rendah dan biasanya pada poros berukuran kecil. Untuk memindahkan beban digunakan pena, pasak atau baut pengikat. Kualitas dari permukaan lubang mempengaruhi masa penggunaan.

Gambar 1: Sleeve Coupling *)
*) Sumber: Teori Alignment, 2008 : 5

2) Split sleeve coupling
Kopling ini lebih mudah pemasangan dan pelepasannya dibandingkan dengan sleeve coupling. Kopling ini menekan poros melalui baut atau ring tirus sehingga momen puntir dipindahkan melalui gesekan.

Gambar 2: Split Sleeve Coupling *)
*) Sumber: Teori Alignment, 2008 : 5

3) Flanged Coupling
Bentuk permukaan dari sisi kopling bermacam-macam, diantaranya berbentuk lingkaran, elips, segitiga ujung radius, dan lain-lain. Sumbu diantara poros pada kopling ini harus satu sumbu. Untuk meneruskan daya atau putaran digunakan baut.

Gambar 3: Flanged Coupling *)
*) Sumber: Teori Alignment, 2008 : 5

4) Gear coupling
Untuk memindahkan putaran atau daya pada poros digunakan sepasang roda gigi yang berpasangan, yaitu roda gigi luar dan roda gigi dalam. Sifat fleksibel didapat dari hubungan roda gigi.

Gambar 4: Gear Coupling *)
*) Sumber: Teori Alignment, 2008 : 5

5) Disc Coupling
Sebagai perantara diantara permukaan setengah kopling digunakan piringan yang mempunyai beberapa lubang sebagai dudukan pena.

Gambar 5: Disc Coupling *)
*) Sumber: Teori Alignment, 2008 : 5

6) Spider Coupling
Elemen perantara diantara dua bagian kopling berbentuk seperti laba-laba yang terbuat dari bahan fleksibel seperti karet.

Gambar 6: Spider Coupling *)
*) Sumber: Teori Alignment, 2008 : 8

Pemilihan Kopling
Pabrik pembuat kopling biasanya menyediakan tabel yang digunakan untuk memilih kopling. Data yang diperlukan oleh teknisi perancang atau teknisi perawatan adalah:
1) Diameter poros
2) Kecepatan
3) Torsi maksimum
4) Momen inersia massa
5) Ukuran maksimum dalam kaitannya dengan dimensi setelah dirakit.
Berdasarkan data-data tersebut dan dengan menggunakan tabel dapat ditentukan tipe kopling yang mana dan kelengkapan baut-bautnya yang akan diperlukan. Kopling akan sangat handal jika dipasang dengan tepat, sebaliknya bila kesumbuannya/ kesebarisannya tidak baik akan terjadi getaran yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan yang fatal.

Sumber Referensi:
1. Arisandi, Duddy. 2007. Teori Alignment. Politeknik Manufaktur Bandung (buku ajar)

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

BTricks

BThemes

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.