Klasifikasi Pompa

Menurut Sunarno (2005: 55) ada berbagai macam pompa. Pembagian ini dapat berdasarkan pada:
1) Tekanan keluaran (rendah, sedang dan tinggi)
2) Kapasitas yang dihasilkan (rendah, sedang dan tinggi)
3) Fluida yang dipindahkan (air, minyak, susu dan sebagainya)
4) Posisi atau kedudukannya (mendatar, tegak dan sebagainya).

Klasifikasi seperti di atas sangat terbatas dan cenderung saling melingkupi/ tumpang tindih. Sistem klasifikasi pompa yang lebih kuat adalah yang didasarkan pada bagaimana energi ditambahkan pada fluida yang dipompa. Dalam sistem klasifikasi ini, secara garis besar pompa dapat dibagi menjadi:
1) Pompa perpindahan positif (positive displacement pump) yaitu pompa yang bekerja menghisap zat cair, kemudian menekan zat cair tersebut, selanjutnya zat cair dikeluarkan melalui katup atau lubang keluar. Pada pompa ini fluida yang dihisap sama dengan fluida yang dikeluarkan.
2) Pompa rotodinamik (rotodynamic pump atau non positive displacement pump), dimana energi yang ditambahkan pada fluida kerja di dalam pompa secara kontinyu dinaikkan kecepatannya, kemudian dilakukan penurunan kecepatan fluida di bagian lain dalam pompa untuk mendapatkan energi tekan.

1. Pompa Perpindahan Positif (Positive Displacement Pump)
Pompa langkah positif terbagi atas pompa reciprocating, pompa diafragma dan pompa rotari. Penjelasan dari masing-masing pompa adalah sebagai berikut:

Gambar 1: Klasifikasi Pompa Perpindahan Positif *)
*) “Troubelshooting dan Overhaul Pompa”, Learning Outcome PTFI, hal.38.

a) Pompa reciprocating
Pompa reciprocating adalah sebuah pompa dimana energi mekanis penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari zat cair yang dipindahkan dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam sebuah silinder. Elemen yang bergerak bolak-balik itu dapat berupa piston atau plunyer. Pompa reciprocating biasanya digunakan untuk memindahkan fluida kental dan digunakan pada sumur minyak. Contoh dari pompa reciprocating adalah pompa piston, pompa plunyer dan pompa diapraghma.
b) Pompa rotari
Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif dimana energi ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah (casing). Pada waktu elemen berputar, di dalam rumah pompa berbentuk ruangan yang mula-mula volumenya berkurang (pada sisi tekan). Karena putaran elemen tersebut konstan maka aliran zat cair yang dihasilkan hampir merata. Pompa rotari banyak digunakan pada pemompaan cairan yang viskositasnya lebih tinggi dari air.
Contoh dari pompa rotary adalah pompa gear, pompa lube, pompa screw dan pompa baling-baling.

2. Pompa Rotodinamik (Non Positive Displacement Pump)
Pompa Rotodinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi yaitu impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida.
Klasifikasi dari pompa rotodinamik dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


Gambar 2: Klasifikasi Pompa Rotodinamik *)
*) “Troubelshooting dan Overhaul Pompa”, Learning Outcome PTFI, hal.2.

a) Pompa sentrifugal, yaitu pompa yang prinsip kerjanya merubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi tekanan fluida.
b) Pompa peripheral dan pompa spesial merupakan pompa dengan efek khusus dan digunakan untuk kondisi yang khusus pula di lokasi industri.

Sumber Referensi:
1. Hicks and Edward, 1971, Pump Application Engineering, McGraw-Hill Book Company, New York.
2. Sunarno. 2005. Mekanikal Elektrikal, ANDI Yogyakarta.
3. Tikonuwu. 1998. “Troubelshooting dan Overhaul Pompa”, Learning Outcome PTFI

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

4 Responses to Klasifikasi Pompa

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

BTricks

BThemes

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.